Hari Pembuangan
Sampah di Negara Jepang
Teratur dan detil sepertinya telah
menjadi darah daging bagi orang Jepang. Telah menjadi salah satu ciri bagi
Kaisar Akihito dan rakyatnya. Barang kali ini pula yang menjadi salah satu
penyebab majunya negeri ini sejajar dengan bangsa-bangsa Eropa. Salah satu
aktivitas yang menggambarkan betapa teratur dan detilnya mereka adalah dari
cara mereka mengelola pembuangan sampah. Sebagimana kita ketahui bersama bahwa
hidup kita takkanbisa lepas dari yang namanya sampah. Bersih bukan berarti kita
tidak pernah bersinggungan dengan sampah melainkan bersih adalah bagaimana cara
kita bisa mengelola sampah tersebut sehingga tidak menimbulkan masalah. Berikut
beberapa fakta tentang cara orang Jepang memperlakukan sampah
Secara umum orang Jepang mengelompokkan
sampah-sampah mereka menjadi beberapa jenis, antara lain sampah rumah tangga (
sisa-sia bahan masakan, kertas-kertas yang sudah kotor, dll ), sampah-sampah
berbahan plastik, sampah-sampah botol dan kaleng, sampah-sampah khusus seperti
alat-alat rumah tangga ( wajan, penggorengan, radio, televise, lemari es, dll )
yang mereka bagi lagi berdasarkan ukurannya ( besar dan kecil ).
Di tempat umum disediakan tempat sampah
dengan 4 kategori, yang pertama sampah yang bisa dibakar (plastic, kertas,
dll), biasanya bertuliskan Moeru Gomi. Kedua, untuk kaleng minuman terbuat dari
alumunium (kaleng Sprite, Coca-Cola, dll), biasanya bertuliskan Kan. Ketiga,
untuk botol plastic (Aqua botol dll), biasanya bertuliskan Petto Botoru.
Terakhir, untuk botol kaca (bir dll) biasanya bertuliskan Garasu. Untuk
perabotan-perabotan yang ukurannya besar, pembuangannya mesti berkoordinasi
dengan kantor yang berwenag, di Jepang disebut the Sanitation Office dan hanya
bisa dibuang sebulan sekali.
Orang Jepang menetapkan jadwal
pembuangan sampah dalam setiap Minggunya. Tiap-tiap daerah di Jepang mempunyai
aturan yang sedikit berbeda satu sama lain, tergantung Tempat Pengolahan Sampah
terpadu yang tersedia di daerah tersebut. Hari Minggu adalah hari dimana tempat
pembuangan sampah menikmati kebersihannya alias tidak ada pembuangan sampah.
Sampah-sampah tersebut dijadwal secara tertulis agar ditaruh ditempat
pembuangan sampah sementara setiap harinya antara pukul 8 sampai 9 pagi. Jadi
dihimbah untuk tidak membuang sampah di malam harinya. Sementara datangnya truk
pembuang sampah menandakan akhir pembuangan sampah pada hari tersebut.
Sudah menjadi kebiasaan orang Jepang
yaitu mereka membuang sampahnya dengan rapi. Sampah-sampah dibungkus
dengan plastik transparan ( tidak gelap ). Sampah kertas dibuang dalam
wadah kertas seperti kantung kertas bekas belanjaan. Buku-buku bekas atau Koran
mereka ikat dengan apik, dan lain sebagainya. Kebiasaan ini membuat
tempat-tempat sampah di Jepang bebas dari bau.
Untuk membuang sampah yang berukuran
besar, kita harus membayar uang daur ulangnya. Biasanya sampah yang berukuran
di atas 30 cm. Misalnya untuk membuang kipas angin yang cukup besar ataupun
sepeda, orang Jepang harus membeli stiker yang bisa dibeli di kombini store seharga
500 yen.
Pada masa libur panjang seperti libur
tahun baru dan Golden week yang lamanya hampir satu minggu, pembuangan sampah
ditiadakan dan biasanya telah diinformasikan melalui website pemerintah
setempat. Pada sat ini tempat-tempat pembuangan sampah sementara biasanya
ditutup misalnya dengan menutup dan mengikatkan jaring tali penutup bak sampah
sehingga sampah-sampah tidak bisa dibuang dan dimasukkan kesana.
Hari Pembuangan Sampah di Negara Indonesia
Negara Indonesia memiliki manajemen sampah yang buruk,
contohnya angka pendaurulangan sampah termasuk rendah yakni di bawah 50%.
Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan juga masih memprihatinkan.
Tidak heran jika kemudian sampah mudah ditemui dimana-mana.
Lihat saja di selokan, jalanan, sungai, dan kali. Slogan "Jangan buang
sampah sembarangan" hanya jadi kalimat tumpul yang gagal menggugah
kesadaran bahaya sampah.
Padahal sampah bisa menimbulkan kematian, seperti yang
terjadi dalam tragedi longsornya sampah di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada
21 Februari 2005 silam. Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah
Nasional yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.
Ada beberapa gerakan mengatasi sampah yang dicanangkan di
Indonesia, di antaranya gerakan 3R (Reuse Reduce Recycle) dan Bank
Sampah. Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bank Sampah, di Malang, Jawa
Timur, pada November silam, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menyampaikan
keuntungan ekonomi dari Bank Sampah.
"Dengan adanya Bank Sampah itu, yang diutamakan, rakyat
lebih peduli lingkungan, tidak lagi membuang sampah sembarangan dan bisa lebih
sejahtera dari sampah," ujar Balthasar.
Jumlah kota yang mengembangkan Bank Sampah meningkat dari 22
kota menjadi 41 kota pada tahun 2012. Jumlah unit Bank Sampah juga bertambah
dari 471 menjadi 585 unit, meningkat sekitar 24%.
Meski dianggap kecil, gerakan ini sudah menjadi landasan
untuk melawan sampah. Gerakan ini juga membuka peluang menjadikan masalah
sampah lebih ekonomis, ramah lingkungan, dan berkelanjutan secara sosial. Dikatakan
Matthew Gubb, Direktur dari International Environmental Technology Centre
(IETC) UNEP, peluang tersebut merupakan, "Area model untuk menghijaukan
ekonomi.".
Dimulai
dari lingkungan terdekat, berikut langkah yang dapat diterapkan untuk
berpartisipasi dalam penanganan masalah sampah dunia, tepat di Hari Peduli
Sampah Nasional.
Pertama, dengan memilah sampah organik dan non organik sejak
di dapur, di dua tempat sampah berbeda. Sampah organik bisa Anda jadikan
kompos, dan sampah non organik dapat di sumbangkan di bank sampah terdekat
untuk dijadikan barang yang lebih berguna. Kedua,menyimpan tempat sampah di dalam kendaraan pribadi,
menjual peralatan elektronik di rumah seperti
kulkas, sebelum rusak. Biasanya, durasi peralatan elektronik kurang lebih lima
tahun. Ketiga, mengalihkan penggunaan
panci atau wajan yang sudah rusak menjadi pot tanaman dan yang terakhir meminimalkan
penggunaan tisu, misalnya menggunakan sapu tangan ketika bepergian dan
menggunakan lap makan di dapur untuk menghindari penggunaan tisu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar