PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani,
yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda
berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum
arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies
yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong
arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di
air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
2.2.Ciri-ciri
Ciri
utama filum Arthropoda adalah kaki yang beruas-ruas atau berbuku-buku. Tubuh
Arthropoda bersimetri bilateral dan umumnya dapat di bedakan menjadi kepala
(caput), dada ( toraks), dan perut (abdomen). Tubuh Arthropoda dlingdungi oleh
rangka luar (eksoskeleton) keras yang terbuat dari bahan kitin yang kuat. Rangka
luar selain berfungsi memberi bentuk tubuh, juga berfungsi melindungi
organ-organ dalam tubuhnya. Selama masa pertumbuhan, umumnya Arthropoda
mengalami perubahan bentuk (metamorphosis) dan pergantian ranga luar (ekdisis).
Rongga selom pada tubuh Arthropoda telah mereduksi dan digantikan oleh rogga
hemosol yang mengelilingi organ-organ tubuh.
Arthropoda
memiliki habitat dilaut, air tawar, dan di darat, hidup bebas atau sebagai
parasit. Mereka bernafas dengan bermacam-macam alat respirasi sesuai dengan jenisnya,
contohnya dengan trakea (pada insect/serangga), dengan insang (pada Crustacea),
degan paru-paru buku (pada Arachnida), dan dengan seluruh permukaan tubuh (pada
beberapa Crustacea tingkat rendah). Di dalam tubuhnya terdapat sisitem
pencernaan makanan yang lengkap. Hasil pernafasan (oksigen dan karbon dioksida)
serta hasil pencernaan diedarkan oleh sistem peredaran darah terbuka. Alat
ekskresinya berupa pembuluh Malphigi atau kelenjar hijau. Adapun sistem sarafnya
adalah sistem saraf tangga tali. Reproduksi Anthropoda terjadi secara seksual,
yaitu dengan pembuahan ovum oleh sperma. Namun beberapa jenis serangga, seperti
rayap, lebah, dan kutu daun dapat bereproduksi secara parthenogenesis, yaitu
ovum yang tidak di buahi oleh sperma dapat tubuh menjadi individu baru yang
mandul (steril).
2.3.Klasifikasi
Berdasarkan
bagian-bagian tubuh serta jumlah kakinya, Arthropoda dibagi menjadi empat
kelas, yaitu :
1)
Kelas
Arachnida (Laba-Laba)
Arachnoidea (dalam bahasa yunani,
arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan
laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang
jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang
panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan
terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang
hidup bebas bersifat karnivora. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks, abdomen,
dan 4 pasang kaki. Tidak memiliki mandibula.
System pencernaan terdiri atas mulut,
tenggorokan, lambung, usus halus, anus, dan kelenjar racun untuk mematikan
mangsanya. Respirasi dilakukan dengan paru-paru buku dan trakea. System
ekskresi memiliki saluran Malphigi. System sarafnya adalah system saraf tangga
tali. Hewan ini memiliki mata tunggal,tubuhnya berbuku dan dapat dibedakan
menjadi hewan jantan dan hewan betina. Fertilisasi terjadi secara internal dan
tidak mengalami metamorfosis.
Pada bagian sefalotoraks dapat dibedakan
menjadi dua bagian. Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh pedunkulus. Bagian
kepala memiliki kelisera yang berfungsi menghancurkan mangsanya. Kelisera ini
berhubungan dengan kelenjar racun yang terletak di daerah kepala. Selain itu,
terdapat pedipalpus yang bentuknya menyerupai kaki dengan ujung bercakar.
Pedipalpus memiliki fungsi yang bermacam-macam bergantung pada spesiesnya. Pada
kalajengking, pedipalpus memiliki fungsi sebagai penangkap dan pemegang mangsa.
Pada laba-laba jantan, pedipalpus digunakan untuk menyalurkan sperma.
Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo,
yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.
· Scorpionida
memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini
adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).
Gambar
2.3.1.a. Struktur tubuh Kalajengking
·
Arachnida,
abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat
sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata),
laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).
Gambar
2.3.1.b. Struktur tubuh laba-laba
·
Arcarina
adalah kelompok hewan tungau. Anggota ordo ini memiliki tubuh berbentuk bulat
telur tau bundar. Banyak spesies tungau merusak tumbuh-tumbuhan atau menjadi
parasit pada binatang dan manusia. Contoh kelompok ini adalah tungau kudis
(Sarcoptes scabei) dan tungau unggas (Argus sp).
Gambar
2.3.1.c. Struktur tubuh tungau.
2)
Kelas
Crustacea
Kelas Crustacea (dalam bahasa latinnya,
crusta= kulit) memiliki kulit yang keras. Udang, lobster, dan kepiting adalah
contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun
ada yang hidup di darat. Hewan ini memiliki ciri khas, yaitu rangka luar dari
kitin yang keras. Rangka luar ini keras karena mengandung zat kapur. Hewan yang
tergolong kelas Crustcea kebanyakan hidup di laut, sperti kutu air, udang karang,
dan kepiting. Selain itu ada pula yang hidup di air tawar atau di darat pada
tanah yang lembab.
Tubuh hewan kelas ini terdiri atas
sefalotoraks dan abdomen. Pada kepala terdapat sepasang mandibula dan dua
pasang maksila. Pada toraks udang dan kepiting terdapat lima pasang kaki yang
terdiri atas satu pasang kaki ginting dan empat pasang kaki jalan. Kaki gunting
berfungsi untuk menjepit mangsanya. Pada setiap abdomen terdapat kaki renang.
Pada ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod). Uropod terletak diantara sisi
ekor yang mendatar (telson).
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas
berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Beberapa
Crustacea kecil hidup melayang-layang di laut, bersama binatang kecil lainnya
membentuk zooplankton. Zooplankton Crustacea memiliki antenna panjang dan bulu
sikat yang dapat membantu memperluas bidang permukaan tubuhnya dan mencegah
supaya zooplankton tidak dapat tenggelam.
Selain spesies Crustacea yang hidup di
air laut, terdapat juga beberapa Crustacea yang hidup di air tawar. Contoh
Crustacea kecil yang hidup di air tawar adalah Daphania pulex dan cyclop.
Daphania pulex memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil dan cyclop pun memiliki
ukuran yang sangat kecil juga.
Entomostraca umunya sebagai zooplankton
untuk memakan ikan. Spesies udang tingkat rendah, seperti cyclop yang bermata
satu dan kutu ikan (Argulus indicus) merupakan parasit pada beberapa spesies
ikan dan kepiting. Malacostraca merupakan Crustacea tingkat tinggi dan
merupakan bagian terbesar dari kelas Crustacea. Semua anggota kelompok ini
bersifat makroskopis.
Malacostraca ada yang hidup di laut dan
ada pula yang hidup di air tawar. Malacostraca memiliki mata faset dan memiliki
pembungkus sefalotoraks yang dinamakan karapaks. Pernapasan menggunakan insang
yang terdapat di bawah karapaks. System pencernaan terdiri atas mulut yang
dilengkapi gigi yang kuat, esophagus, lambung, usus halus, kelenjar pencernaan,
dan anus.
System peredaran darah pada Malacostraca
merupakan system peredaran darah terbuka. Jantung merupakan organ pada system
peredaran darah Malacostraca. System ekskresi memiliki alat yang dinamakan
kelenjar hijau (green glands) yang berfungsi membuang zat-zat yang bersifat
sampah dari darah. Hewan ini memiliki system saraf tangga tali. Organ sensoris
telah berkembang dengan baik, seperti mata faset, antenna, dan alat
keseimbangan pada dasar antenna yang dinamakan statocyst. Udang, lobster,dan
kepiting merupakan hewan yang termasuk Malacostraca. Hewan-hewan tersebut
merupakan sepertiga dari keseluruhhan Crustacea. Udang, lobster,dan kepiting
dikelompokan di dalam ordo Decapoda, yaitu hewan yang memiliki sepuluh kaki.
Jenis Malacostraca diantaranya udang karang (Panulirus sp), udang yuyu
(Paratelphusa convexa), kepiting (Astracus cancer), udang belalang (Squilla
sp), kutu kayu di laut (Lymnirua sp), dan lobster (Honarus americanus).
3)
Kelas
Myriapoda
Dalam system klasifikasi dapat berbeda
antara satu system dan yang lainnya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
pendapat antara ilmuan di dunia pada system klasifikasi tertentu Diplopoda dan
Chilopoda merupakan tingkat kelas, sedangkan pada system lain Diplopoda dan
Chilopoda dikelompokkan dalam kelas Myriapoda.
·
Diplopoda
Tubuh
Diplopoda berbentuk bulat memanjang, memiliki banyak segmen. Tubuhnya ditutupi
lapisan yang mengandung garam kalsium dan warna tubuhnya mengkilap. Kepala
memiliki dua mata tunggal, sepasang antenna pendek, dan sepasang mandibula.
Toraksnya pendek terdiri ats 4 segmen. Setiap segmen memiliki sepasang kaki,
kecuali segmen pertama. Hewan kelompok ini memiliki abdomen panjang, tersusun
atas 25 hingga lebih dari 100 segmen, bergantung pada spesiesnya. Setiap segmen
memiliki 2 pasang spirakel, ostia (lubang), ganglion saraf, dan 2 pasang kaki
yang terdiri atas tujuh ruas.
Hewan
yang tergolong Diplopoda tidak memiliki system pencernaan yang lengkap. System
pencernaanya disusun oleh sustu saluran lurus dengan 2 atau 3 pasang kelenjar
ludah. Di daerah ujungnya terdapat 2 saluran Malphigi panjang untuk ekskresi.
System peredaran darah pada Diplopoda merupakan system peredaran darah terbuka.
Alat reproduksinya dinamakan gonopod, berada pada segmen yang ke-7. fertilisasi
pada Diplopoda terjadi secara internal. Hewan betina ordo ini membuat sarang
untuk menyimpan telur. Hewan ordo Diplopoda hidup di tempat gelap yang lembab,
misalnya di bawah batu atau kayu yang terlindungi dari matahari. Memiliki
antenna yang digunakan untuk menunjukkan arah gerak. Kakinya bergerak seperti
gelombang sehingga pergerakkannya sangat lambat.
Makanan
ordo Diplopoda adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah mengalami
pembusukkan. Jika ada bahaya, tubuhnya menggulung seperti benda mati sebagai
upaya untuk mempertahankan diri. Ordo ini memiliki kelenjar yang dapat
menyemprotkan cairan yang mengandung sianida dan iodium untuk mengusir
musuhnya. Contoh ordo ini adalah kaki seribu
(Spirobolus
sp).
Gambar
2.3.3.a.
Kaki
seribu memiliki kaki yang banyak. Hewan ini mempunyai antenna dan sepasang
mata. Tubuhg kaki seribu terbagi atas segmen-segmen mirip cincin.
·
Chilopoda
Ordo
Chilopoda biasa hidup di tempat yang lembab, di bawah timbunan sampah atau
daun-daun yang membusuk. Chilopoda berkembang biak secara kawin dan
pembuahannya internal.
Gambar 2.3.3.b. Struktur tubuh lipan.
Tubuh
chilopoda berbentuk pipih memanjang dan berbuku-buku. Pada kepala terdapat
antenna yang beruas-ruas. Alat respirasinya adalah trakea yang bercabang-cabang
ke seluruh bagiab tubuhnya. Contoh hewan ini adalah lipan. Lipan dapat
menaklukkan mangsanya dengan racun yang berasal dari sepasang kaki pertamanya
yang disebut cakar racun. Pada setiap segmen terdapat sepasang kaki.
4)
Kelas
Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota
hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat,
lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah
kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan
ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada
yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta sering disebut serangga
atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata
podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah
insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun
sifat dan kebiasaannya.
Tubuh Insecta dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ
yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset),
dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta
yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak
memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang
pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada
Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubuh Malphigi, yaitu alat ekskresi yang melekat
pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ
kelaminnya dioseus.
Perkembangan Insecta
dibedakan menjadi tiga:
·
Ametabola
adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan
wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina).
Gambar 2.3.4.a. Struktur
tubuh kutu buku.
·
Hemimetabola
adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang
menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya
sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta
muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur–nimfa (larva) –dewasa
(imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (Periplaneta americana),
jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
Gambar 2.3.4.b. Struktur
tubuh belalang.
·
Holometabola
adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang
sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ;
telur–larva–pupa–dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis
beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya
untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena,
sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur
Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta
ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Gambar 2.3.4.c. Struktur
tubuh lalat.
Berdasarkan sayap,
Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
·
Apterigota
(tidak bersayap), tubuh apterigota
berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang. Umumnya berkembang
secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku.
·
Pterigota
(bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal
dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang
sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan
metamorfosisnya. :
o
Orthoptera memiliki dua pasang sayap
dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.
o
Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang
tidak sama panjang. Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk
(cymex rotundus).
o
Homoptera memiliki dua pasang yang sama
panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan
kutu kepala (Pediculus humanus).
o
Odonata memiliki dua pasang sayap seperti
jala. Contohnya capung (pantala).
Endopterigota dibedakan menjadi :
o
Coleptera memiliki dua pasang sayap
dengan sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya kumbang tanduk (Orycies
rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica).
o
Hymenoptera memiliki dua pasang sayap
yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semØut hitam
(Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes).
o
Diptera hanya memiliki sepasang sayap.
Misalnya nyamuk (Culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam
berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila
melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis).
o
Lepidoptera memiliki dua pasang sayap
yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap. Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx
mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos).
2.4. Daur Hidup
1)
Kelas
Arachnida
Gambar
2.4.1. Daur hidup laba-laba
Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu dengan
persatuan ovum dan sperma yang terjadi dalam tubuh betinanya (fertilisasi
internal) lalu membentuk telur. Telur akan menetas menjadi larva. Kemudian
setelah itu larva akan berkembang menjadi nimfa. Kemudian tidak berapa lama
berkembang menjadi dewasa (Laba-laba sejati).
2)
Kelas
Crustacea
Gambar 2.4.2. Daur
hidup udang.
Udang dewasa hidup dan bertelur di
laut. Telur akan menetas menjadi nauplius, kemudian setelah 45-60 jam akan
berkembang menjadi mysis setelah lima hari. Mysis berkembang menjadi post larva
setelah empat atau lima hari. Selama stadia nauplius sampai dengan
post larva, hidupnya mengikuti gerakan air dan arus laut. Post larva yang
hidup dipantai-pantai berkembang menjadi udang muda (juvenile) di rawa-rawa air
payau. Setelah dewasa, udang beruaya ke laut untuk memijah.
3)
Kelas
Myriapoda
Gambar
2.4.3. Daur hidup lipan.
Secara umum, kelas Myriapoda yaitu ordo
Chilopoda dan Diplopoda memiliki tipe metamorfosis tidak sempurna. Umumnya
diawali dengan telur berubah menjadi larva, kemudian mengalami molting
(pergantian kulit) beberapa kali. Setelah molting maka jumlah segmen tubuh dan
kaki akan bertambah dan akan menjadi dewasa.
4)
Kelas
Insecta
Gambar
2.4.4. Daur hidup kupu-kupu.
Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur.
Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat), ulat tersebut akan berubah
bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut nantinya akan menempel pada pohon dan
daun-daunan sehingga menjadi kepompong. Setelah beberapa lama, dari kepompong
tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Kemudian tidak berapa
lama menjadi kupu-kupu dewasa.
2.5.Peranan
Berbagai jenis Arthropoda memberikan
keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran Arthropoda antara lain:
1. Kelas
Arachnida
Menguntungkan:
a.
Arachnida
menguntungkan bagi manusia karena memakan insekta yang merugikan
Merugikan:
a. Sarcoptess Cabei,
menyebabkan gatal atau kudis pada manusia.
b. Prosoptesequi,
menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, dan kuda.
c. Otodectescynotis,(tungau
kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
d. Dermacentorvariabilis, sebagai
vector demam Rocky Mountain.
2. Kelas
Crustacea
Menguntungkan:
a.
Sumber makanan yang mengandung protein
hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus
monodon), rajingan (Portunus
pelagicus), kepiting (Scylla serrata),
dan udang karang (Panulirus versicolor).
b.
Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong
zooplankton menjadi sumber makanan ikan, missal anggota Branchiopoda, Ostracoda
dan Copepoda.
Merugikan:
a. Merusak
galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
b. Parasit
pada ikan, kura-kura, missal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
c. Merusak
pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
3. Kelas
Myriapoda
Menguntungkan:
a.
Hewan yang tergolong diplopoda, dapat
membantu menggemburkan tanah.
4. Kelas
Insecta
Menguntungkan:
a.
Bahan industri kain sutera, yaitu pupa
kupu-kupu sutera (Bombyx mori).
b.
Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica).
c.
Insekta membantu terjadinya fertilisasi
seperti kupu kupu dan lebah.
d.
Insecta yang makanannya sampah membantu
manusia dalam menghancurkan sampah, misalnya lalat, dan kumbang yang larvanya
hidup di sampah.
Merugikan:
a.
Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya
nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit
tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
b.
Perusak produk berbahan baku
alam.Contohnya rayap kutu gajah dan kutu buku
c.
Semua larva lepidoptera merusak tanaman karena pada umumnya
memakan daun.
d.
Kumbang kelapa merusak daun dan batang kelapa.
e.
Penghisap batang padi seperti walang sangit dan lembing.
DAFTAR
PUSTAKA
Pujianto,
Sri. 2012. Menjelajah Dunia Biologi untuk
Kelas X SMA dan MA. Solo: Platinum PT Tiga Serangkai.