Kota merupakan kawasan
hasil karya manusia sebagai tempat pemukiman dan berbgai macam aktivitas
sosial, ekonomi, dan budaya di dalamnya. Sebagai pusat segala macam aktivitas,
wilayah perkotaan merupakan daerah yang dinamis yang aka selalu mengalami
perkembangan. Oleh karena itu, manusia sebagai pengelola lingkungan kota sangat
mempengaruhi terbentuknya pola keruangan kota.
Berbeda halnya dengan
perdesaan. Tata ruang perdesaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
misalnya iklim, topografi, dan tanah. Hal itu tidak lepas dari penduduk
perdesaan yang umunya bermatapencaharian di sector primer yang bergantung pada
kondisi fisik wilayah. Oleh karena itu, timbullah suatu pola keruangan yang
merupakan wujud adaptasi penduduk dengan lingkungan alamnya yang berbeda dengan
pola keruangan perkotaan. Sehubungan dengan itu, terdapat perbedaan yang jelas
antara tata ruang perbedaan dengan tata ruang perkotaan.
No.
|
Faktor Pembeda
|
Perdesaan
|
Perkotaan
|
1
|
Tata guna
lahan
|
Masih
memberikan peluang yang cukup luas untuk perluasan wilayah pemukiman.
|
Sangat unik.
Terjadi persaingan dalam pemanfaatan lahan secara intensif.
|
2
|
Pola pemukiman
|
Pemukiman yang
rapat cenderung berkembang di daerah yang subur.
|
Menunjukkan
gambaran kota masa depan. Didasarkan pada kebudayaan barat sebagai akibat
pertumbuhan penduduk yang cepat.
|
3
|
Pola keruangan
|
Dipegaruhi
oleh kondisi alam, misalnya memanjang megikuti bentuk sungai, pantai, dan
alam.
|
Ditentukan
oleh modifikasi kekuatan budaya dengan memanfaatkan teori konsentris, sector,
dan teori pusat kegiatan ganda.
|
4
|
Transportasi
dan komunikasi
|
Kurang
berperan.
|
Berperan
sangat besar.
|
5
|
Kegiatan/aktivitas
|
Tidak
mempunyai kegiatan yang permanen, baik tunggal maupun ganda.
|
Mempunyai
kegiatan tunggal atau ganda.
|
6
|
lingkungan
|
Mempunyai
peranan yang besar.
|
Tidak begitu
berperan.
|
Berbagai macam
pemanfaatan lahan di perkotaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap terbentuknya pola keruangan kota. Selain itu, kondisi sosial ekonomi
penduduk perkotaan akan mempengaruhi perubahan dan perkembangan tata ruang kota
sehinggamembentuk zona-zona perkotaan. Berdasarkan keadaan keruangannya,
zona-zona tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
Inti Kota (core
of the city)
Merupakan pusat kota yag merupakan tempat
berkumpulnya berbagai aktivitas ekonomi, sosial, budaya, dan pemerintahan. Hal
itu karena inti kota mempunyai berbagai macam sarana dan prasarana yang
terdapat di dalam inti kota antara lain kompleks pertokoan, pasar, pemukiman,
perkantoran, stasiun, terminal, administrasi pemerintahan, sekolah, serta
tempat hiburan dan rekreasi. Adanya berbagai macam sarana dan prasarana
tersebut menjadikan kota selalu sibuk dengan berbagai aktivitas peduduk. Oleh
karena itu pusat kota disebut juga pusat daerah kegiatan.
b.
Selaput Inti Kota
Merupakan daerah
yang terletak di luar inti kota. Selapu inti kota terbentuk akibat perkembangan
inti kota ke arah luar. Hal itu bergantung pada ruang yang tersedia, kebutuhan
penduduk, tingkat teknologi, perencanaan kota, da faktor geografi setempat.
Perkembangan tersebut dapat membentuk pola-pola unit kegiatan sebagai berikut:
1)
Sentralisasi,
yaitu timbulnya gejala pengelompokan kegiatan pada tempat utama. Daerah ini
pada umumnya merupakan pusat keramaian sehingga dapat menjadi nukleus utama.
2)
Nukleasi,
yaitu pusat daerah kegiatan yang hampir sama dengan sentralisasi, tetai
ukurannya lebih kecil. Nukleasi merupakan pembentuk nukleus-nukleus utama yang
lain.
3)
Desentralisasi,yaitu
timbulnya gejala pengelompokan yang menjauhi titik pusat. Oleh karena itu, gejala
desentralisasi dapat menimbulkan nukleus-nukleus baru.
4)
Segregasi,
yaitu kelompok-kelompok pemukiman yang terisah karena adanya perbedaan sosial,
ekonomi, dan budaya. Contohnya, adanya kelompok pemukiman daerah miskin atau
daerah slump. Daerah tersebut
mempunyai ciri-ciri antara lain lingkugan yang kumuh atau tidak sehat, tingkat
ekonomi penduduk yang rendah, dan banyak terdapat pengangguran.
c.
Kota Satelit
Daerah yang memiliki sifat kekotaan sebagai akibat
dari perkembangan inti kota. Hal itu disebabkan inti kota sudah tidak mampu memberi
aya dukung bagi aktivitas kehidupan kota. Kota satelit ini merupakan pusat
kegiatan dalam skala kecil yang letaknya di luar batas daerah urban engan
penduduk yang padat. Menurut F. Schnore, kota satelit berfungsi sebagai kota
produksi di bidang industry.
d.
Sub-urban
Suatu
daerah yang lokasinya terletak disekitar pusat kota atau inti kota dengan luas
mencakup daerah penglaju. Daerah ini berfungsi sebagai tempat pemukiman dan
manufaktur. Karena letaknya lebih dekat dengan perdesaan sehingga dalam
pengadaan abahn makanan dan tenaga kerja tidak bergantung pada kota.