Sabtu, 11 Oktober 2014

Geografi Kelas XII Semester I - Tata Ruang Kota

Kota merupakan kawasan hasil karya manusia sebagai tempat pemukiman dan berbgai macam aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya di dalamnya. Sebagai pusat segala macam aktivitas, wilayah perkotaan merupakan daerah yang dinamis yang aka selalu mengalami perkembangan. Oleh karena itu, manusia sebagai pengelola lingkungan kota sangat mempengaruhi terbentuknya pola keruangan kota.

Berbeda halnya dengan perdesaan. Tata ruang perdesaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, misalnya iklim, topografi, dan tanah. Hal itu tidak lepas dari penduduk perdesaan yang umunya bermatapencaharian di sector primer yang bergantung pada kondisi fisik wilayah. Oleh karena itu, timbullah suatu pola keruangan yang merupakan wujud adaptasi penduduk dengan lingkungan alamnya yang berbeda dengan pola keruangan perkotaan. Sehubungan dengan itu, terdapat perbedaan yang jelas antara tata ruang perbedaan dengan tata ruang perkotaan.
No.
Faktor Pembeda
Perdesaan
Perkotaan
1
Tata guna lahan
Masih memberikan peluang yang cukup luas untuk perluasan wilayah pemukiman.
Sangat unik. Terjadi persaingan dalam pemanfaatan lahan secara intensif.
2
Pola pemukiman
Pemukiman yang rapat cenderung berkembang di daerah yang subur.
Menunjukkan gambaran kota masa depan. Didasarkan pada kebudayaan barat sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat.
3
Pola keruangan
Dipegaruhi oleh kondisi alam, misalnya memanjang megikuti bentuk sungai, pantai, dan alam.
Ditentukan oleh modifikasi kekuatan budaya dengan memanfaatkan teori konsentris, sector, dan teori pusat kegiatan ganda.
4
Transportasi dan komunikasi
Kurang berperan.
Berperan sangat besar.
5
Kegiatan/aktivitas
Tidak mempunyai kegiatan yang permanen, baik tunggal maupun ganda.
Mempunyai kegiatan tunggal atau ganda.
6
lingkungan
Mempunyai peranan yang besar.
Tidak begitu berperan.
Berbagai macam pemanfaatan lahan di perkotaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya pola keruangan kota. Selain itu, kondisi sosial ekonomi penduduk perkotaan akan mempengaruhi perubahan dan perkembangan tata ruang kota sehinggamembentuk zona-zona perkotaan. Berdasarkan keadaan keruangannya, zona-zona tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
a.      Inti Kota (core of the city)
Merupakan pusat kota yag merupakan tempat berkumpulnya berbagai aktivitas ekonomi, sosial, budaya, dan pemerintahan. Hal itu karena inti kota mempunyai berbagai macam sarana dan prasarana yang terdapat di dalam inti kota antara lain kompleks pertokoan, pasar, pemukiman, perkantoran, stasiun, terminal, administrasi pemerintahan, sekolah, serta tempat hiburan dan rekreasi. Adanya berbagai macam sarana dan prasarana tersebut menjadikan kota selalu sibuk dengan berbagai aktivitas peduduk. Oleh karena itu pusat kota disebut juga pusat daerah kegiatan.
b.      Selaput Inti Kota
Merupakan daerah yang terletak di luar inti kota. Selapu inti kota terbentuk akibat perkembangan inti kota ke arah luar. Hal itu bergantung pada ruang yang tersedia, kebutuhan penduduk, tingkat teknologi, perencanaan kota, da faktor geografi setempat. Perkembangan tersebut dapat membentuk pola-pola unit kegiatan sebagai berikut:
1)      Sentralisasi, yaitu timbulnya gejala pengelompokan kegiatan pada tempat utama. Daerah ini pada umumnya merupakan pusat keramaian sehingga dapat menjadi nukleus utama.
2)      Nukleasi, yaitu pusat daerah kegiatan yang hampir sama dengan sentralisasi, tetai ukurannya lebih kecil. Nukleasi merupakan pembentuk nukleus-nukleus utama yang lain.
3)      Desentralisasi,yaitu timbulnya gejala pengelompokan yang menjauhi titik pusat. Oleh karena itu, gejala desentralisasi dapat menimbulkan nukleus-nukleus baru.
4)      Segregasi, yaitu kelompok-kelompok pemukiman yang terisah karena adanya perbedaan sosial, ekonomi, dan budaya. Contohnya, adanya kelompok pemukiman daerah miskin atau daerah slump. Daerah tersebut mempunyai ciri-ciri antara lain lingkugan yang kumuh atau tidak sehat, tingkat ekonomi penduduk yang rendah, dan banyak terdapat pengangguran.  
c.       Kota Satelit
Daerah yang memiliki sifat kekotaan sebagai akibat dari perkembangan inti kota. Hal itu disebabkan inti kota sudah tidak mampu memberi aya dukung bagi aktivitas kehidupan kota. Kota satelit ini merupakan pusat kegiatan dalam skala kecil yang letaknya di luar batas daerah urban engan penduduk yang padat. Menurut F. Schnore, kota satelit berfungsi sebagai kota produksi di bidang industry.
d.      Sub-urban
Suatu daerah yang lokasinya terletak disekitar pusat kota atau inti kota dengan luas mencakup daerah penglaju. Daerah ini berfungsi sebagai tempat pemukiman dan manufaktur. Karena letaknya lebih dekat dengan perdesaan sehingga dalam pengadaan abahn makanan dan tenaga kerja tidak bergantung pada kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar