Senin, 06 Mei 2013

Tugas Sejarah Absen 26 Kelas X-7 Pemerintahan Daendels di Indonesia


Ilustrasi
Pada tahun 1803, perang kembali berkecamuk di Eropa. Terutama perang antara dua negara imperialis (modern) besar pada abad tersebut, Inggris dan Perancis, yang membawa dampak luas pada kondisi di Eropa bahkan di berbagai belahan bumi lain yang menjadi bagian dari wilayah jajahan/koloni kedua negara imperialis tersebut. Inggris yang lebih kuat di laut memang merupakan musuh utama Prancis yang lebih kuat di darat. Kedua negara tersebut mempunyai sejarah rivalitas yang cukup panjang dan saling berlomba untuk menunjukkan superioritas dan prestise sebagai negara imperialis terkuat. Bahkan dalam hal kepemilikan tanah jajahan.
Kondisi ini membawa dampak bagi negara-negara mperialis Eropa lainnya termasuk Belanda. Pada tahun 1804, Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar, sedangkan saudaranya, Louis (Lodewijk)Napoleon, menjadi raja Belanda. Dengan demikian, Kerajaan Belanda menjadi negara vasal Prancis (negara jajahan Prancis). Itu artinya, bahwa semua daerah jajahan Belanda, secara tidak langsung, menjadi milik Prancis. Termasuk Hindia-Belanda (Nusantara).
Dengan demikian, kecamuk parang di Eropa (rivalitas Prancis-Inggris) juga akan sampai ke kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara, diamana Inggris (dengan nama EIC-nya) yang pada itu sudah memiliki koloni di India telah sampai hingga kawasan Semenanjung Malaya (Malaysia, Singapura). Dan siap merebut Nusantara. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa apa yang terjadi di Eropa turut berdampak terhadap nasib Nusantara.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara singkat, bahwa perang Eropa yang melibatkan  dua negara imperialis besar tersebut sampai ke kawasan Asia, terutama Asia Tenggara. Rivalitas antara keduanya tampak ketika Inggris, yang sudah mempunyai koloni di India, telah berada di kawasan semenanjung malaya. Malaysia serta Singapura berhasil dijadikan basis kekuatan militer Inggris di kawasan Timur Asia tersebut. Ini berarti, bahwa jajahan Belanda di Nusantara sangat terancam direbut oleh Inggris. Ancaman tersebut semakin serius lagi setelah Napoleon Bonaparte melancarkan sistem kontinental terhadap Inggris, yakni politik blokade laut terhadap Inggris di Eropa yang memutus hubungan antara Inggris dengan dunia luar.
Dalam keadaan kalut tersebut, hubungan Hindia-Belanda dengan Eropa terputus pula. Pemerintahan Belanda dan Prancis sadar sekali bahwa mustahil mengirim bantuan ke Batavia. Yang dapat diakukan adalah hanyalah mengutus seorang Gubernur Jenderal yang dapat bertindak lebih, artinya dapat berbuat sesuatu dengan cepat untuk mengantisipasi kemungkinan serangan Inggris ke Nusantara (terutama Jawa, yang merupakan pusat pemerintahan kolonial).
Maka, dikirimlah Herman Willem Daendels. Seorang Belanda, bekas advokat, dan seorang patriot, jenderal, serta pengagum Napoleon Bonaparte, untuk menjalankan tugas yang sulit tersebut. Bahkan, begitu sulitnya, kedatangan Daendels ke Nusantara pun harus berputar jauh melalui Benua Amerika (New York) dan menggunakan kapal Amerika untuk sampai ke Jawa.
Ditinjau dari Segi Politik
*      Membentuk sekretariat negara untuk membereskan administrasi negara.
*      Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintahan dan digaji.
*      Memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda Kelapa ke Welterreden (sekarang gedung Mahkamah Agung di Jakarta).
*      Pulau Jawa dibagi menjadi 9 perfec/wilayah.
*      Membangun kantor-kantor pengadilan.
*      Menambah jumlah prajurit menjadi 18.000 yang sebagian besar dari suku-suku bangsa di Indonesia (pribumi).
*      Membangun benteng di beberapa kota dan pusat pertahananya di Kalijati Bandung.
*      Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan kurang lebih 1.000 kilometer yang diselesaikan dalam waktu 1 tahun dengan kerja paksa/rodi di setiap 7 kilometer dibangun pos jaga.
*      Membangun armada laut dan pelabuhan armada dengan pusat di Surabaya
*      Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.

Ditinjau dari Segi Ekonomi
*      Memungut pajak hasil bumi dari rakyat (contingenten).
*      Menjual tanah negara kepada pihak swasta asing.
*      Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi (preanger stelsel).
*      Mewajibkan rakyat pribumi untuk menjual hasil panennya hanya kepada Belanda dengan harga murah (verplichte leverentie).
*      Para penjajah mendirikan pabrik-pabrik pada pusat perkebunan.
Ditinjau dari Segi Sosial
*      Hak-hak bupati mulai dibatasi terutama yang menyangkut penguasaan tanah dan pemakaian tenaga rakyat.
*      Rakyat dipaksa kerja keras tanpa diberi upah atau makanan.
*      Kemiskinan dan penderitaan yang berkepanjangan.
*      Kebencian yang mendalam baik dari kalangan penguasa daerah maupun rakyat,

Ditinjau dari Segi Budaya
*      Korupsi yang saat ini masih berakar kuat di Indonesia,itu merupakan buah yang di tanam Belanda sejak memulai kolonialisasi di Indonesia.
*      Budaya Indonesia tidak boleh berkembang.
*      Budaya barat masuk ke Indonesia yang bertujuan untuk menghilangkan kebudayaan asli Indonesia.
*      Lahirnya pendidikan ala negara-negara barat.
*      Bangunan ber aksitektur Belanda.
*      Pendirian lembaga-lembaga pendidikan yang di dirikan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar