Jumat, 05 April 2013

Lembaran Kelabu

Aku berlari tanpa tujuan, berharap tidak ada satupun yang mengejarku. Air mata aku biarkan jatuh seenaknya. Tanpa terasa aku sudah berada di puncak bukit belakang sekolah. aku menghentikan langkahku dan duduk di bawah pohon akasia.Aku bersandar, mengatur nafasku dan mulai menerawang kehidupanku dulu.

Namaku Kyntha Oriona, tinggal bersama orangtua serta kakak-kakakku di suatu kota kecil yang maju. Aku masih ingat saat kecil aku memaksa mama untuk menyekolahkan ku sama seperti kakak-kakakku, padahal saat itu aku masih berumur 3 tahun, belum cukup umur untuk masuk TK. Karena saat itu pikiran ku adalah mencari teman dan sahabat serta mencari tantangan yang baru dalam hidupku. tentu saja mama ku tidak mengizinkan. aku pun mulai di ajarkan bagaimana caranya menulis, membaca, dan sebagainya.

Saat aku sudah menginjak bangku TK apa yang aku impikan menjadi nyata, menjadi siswa terpopuler, terpintar, dan mempunyai banyak teman yang selalu membelaku. Tetapi satu kelemahanku, aku tidak bisa membaca Iqra' dengan baik.

Beranjak SD, aku di terima dengan remeh oleh guru-guru serta wali murid hanya karena umurku masih 6 tahun. Mama tetap memaksa panitia untuk memasukkanku ke sekolah elite tersebut.Akhirnya aku harus mengikuti sebuah tes untuk dapat lolos. Dan benar saja, aku lolos, orangtuaku bangga, guru-guru dan wali murid masih meremehkan. Selama aku menuntut ilmu disana bukan kebahagiaan yang sama seperti waktu TK, tapi kebalikannya. Tidak pernah ada kata tidak untuk mem-Bully, baik guru maupun siswa. Dan aku hanya bisa diam dan menangis. Aku takut jika aku mengadu pada Mama, aku malah semakin di-Bully.

Sikap mereka yang seperti itu membuatku menjadi minder untuk bergaul dan sialnya itu berpengaruh terhadap nilaiku. Mama sangat marah karena aku tidak mendapat juara 1 lagi. Mama mengurungku di rumah, tidak ada mainan, boneka, televisi, ataupun komputer. Hanya belajar dan terus belajar yang aku lakukan selama liburan kenaikan agar nilaiku kembali seperti dulu. Aku hanya bisa menangis saat semuanya terlelap, aku tidak bisa menemukan jati diriku.

Penentuan kelulusan tiba, aku mendapatkan nilai akhir 29, 65. Nilai tertinggi di sekolahku. Semuanya bangga, tetapi aku tidak. Aku hanya tidak ingin mendapat hukuman dan melihat Mama marah. Aku berfikir, Kyntha yang sekarang adalah benalu bagi semua orang dan di tingkat yang lebih tinggi nanti aku akan menjadi seseorang yang berbeda, bukan lagi sebagai Kyntha.

Aku menghela nafas. Mereka yang telah merubah hidupku menjadi seperti ini. Mereka yang membuatku lupa akan jati diriku. Kalau aku boleh melakukannya, aku akan membencinya! Tapi aku sadar semua itu tidak mungkin terjadi.

Dalam ingatanku muncul sesosok wanita cantik yang tidak asing bagiku, Mega. Wanita yang menurutku adalah seorang malaikat tanpa sayap yang merubah hidupku dalam sekejap. Hembusan angin lembut memainkan rambutku yang terurai, membuat perasaanku lebih tenang. Saat-saat seperti ini membuatku terlempar kembali ke masa lalu.

Dibangku taman aku terpaut dengan laptopku. Tanpa aku sadari ada seorang wanita cantik duduk disebelahku.
" Maaf mengganggu, namaku Natasha." sapanya ramah.
aku mendengus kesal, lalu menjawabnya "Hai, aku Kyntha, panggil saja Thatha"
"Wah sibuk ya? bisa dibantu?"
"Tentu. Silahkan berkeliling taman ini dan jangan ganggu aku."
"Baiklah. Tapi setelah kau selesai boleh aku menjadi temanku" tanyanya memaksa. aku hanya diam dan mulai sibuk dengan laptopku lagi.
Tidak lama setelah itu, aku mematikan laptopku dan memasukkannya ke tas ransel favoritku. Tiba-tiba Mega datang dengan senyum sumringah.
"Hai, sudah selesai? Aku ingin bermain denganmu. Sebentar saja."
"Aku hanya punya waktu hingga maghrib"
"Terimakasih Thatha! Waktunya lebih dari cukup buatku."
"Oke. Jadi kita akan main apa?"
"Hahaha, aku hanya ingin bermain dalam imajinasi kita Tha."
"Maksudmu?"
"Banyak yang bilang aku perfect, mereka melihatku dari segi fisik bukan dari luarnya. Aku terlihat selalu bahagia, padahal aku tersiksa. Tapi itu bukan masalah besar bagiku. Berpura-pura untuk orang yang kita sayang agar bahagia itu menyenangkan! walaupun banyak pahitnya. Aku tidak punya teman untuk bertukar pikiran, karena mereka yang kenal denganku mengira aku tidak pernah punya masalah dan aku selalu menjaga perasaan mereka. Aku hanya bercerita pada bintang, dengan begitu aku merasa sedikit lega. Tha, sebentar lagi aku akan benar-benar bahagia tanpa rasa sakit sedikitpun. Semua itu adalah balasan atas segala kesabaranku demi kebahagiaan mereka. Aku sakit leukimia Tha. Aku hanya mempunya Ayah yang membanting tulang untukku selama menuntut ilmu. Aku tidak ingin membebani pikirannya lagi, aku tidak pernah bercerita tentang sakitku kepadanya. Setiap hari aku bekerja serabutan, untuk memenuhi pengobatanku, tapi ternyata Tuhan sudah siap memberikan balasan atas sikapku selama ini.Aku bahagia dengan penyakit ini, karena aku bisa bertemu denganmu Tha. Sebelum ini aku selalu mimpi sosok wanita cantik di bangku taman ini yang akan membantuku untuk lebih mudah bereikarnasi menjadi bintang."
aku hanya diam, mencoba mencerna apa yang dia katakan.Baru kali ini aku bertemu dengan orang yang sangat aneh, terlebih dia adalah wanita cantik seperti Emma Watson.
"Tapi yang lebih baik adalah menjadi diri sendiri dan membahagiakan orang-orang di sekitar kita. Nanti waktu kita reinkarnasi jadi bintang, kita jadi bintang yang sangat terang. Waktunya hampir habis nih, aku pulang dulu ya Kyntha."
Emma Watson jadi-jadian itu melambaikan tangannya, lalu berlari kecil menjauh dariku.

Aku kembali ke dunia nyataku. Kenangan itu begitu indah, hanya dia yang bisa membuatku tersadar dari topeng yang selalu menempel di tubuhku. Kini aku akan berubah kembali, menjadi seorang Kyntha Orion bukan sebagai Thatha. Aku menatap langit, tanpa sadar sebulir air jatuh di pipiku. Aku yakin disana Mega sedang tersenyum bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar