Jumat, 29 Maret 2013

Merindukan Purnama


Masih teringat dengan jelas dalam benakku. Malam itu, dalam balutan sinar purnama, kita duduk di ayunan taman kota. Kamu duduk disampingku, benar-benar disampingku, menyandarkan kepalaku ke pundakmu, lalu kamu menggengamerat jemariku. Aku tahu apa yang kamu rasakan saat itu, kamu tidak ingin kehilangan moment ini bukan? Mungkin, moment yang terakhir kita lalui setelah musibah itu terjadi.
Kita larut dalam diam. Kau tahu? Dengan jelas aku mendengar detak jantungmu yang begitu cepat tanpa aturan.
Aku rasa, kamu sedang mengatur emosi untuk memulai pembicaraan.
Dengan gugup kau bertanya, "Kenapa semua itu ada?"
Aku melepaskan genggamanmu, mengatur posisiku agar dapat melihat bola matamu yang sangat indah itu.
"Kenapa aku harus menjawab?"
"Karena aku ingin tahu sejujurnya tentangmu, agar aku yakin semua yang melingkari kita hanyalah omong kosong."
"Kenapa aku harus menjawab jika memang tidak ada jawabannya? Karena yang aku tahu hanya satu. Aku benar dan sangat mencintaimu, dengan setulusnya."
Kita kembali dalam diam, mencoba untuk memahami dan mengingat semuanya. Hal seperti ini yag sangat aku suka darimu. Membiarkan kita diam dalam lamunan masing-masing tanpa arah,tanpa bicara. Dan tanpa diduga sebelumnya, musibah itu datang persis di depan retinaku. Semuanya berakhir sudah.

Malam ini, satu tahun sudah kepergian kita dan aku masih terhantui oleh bayang-bayangmu.
Untuk apa aku mencoba jika aku tahu yang akan aku dapatkan nanti adalah nol.

Tepat saat purnama dan tanggal yang sama, aku masih bersamamu. Dan akupun juga tahu bahwa kau masih bersamaku, walau di alam yang telah berbeda.

Aku masih mencintaimu. aku merindukan sinar purnama bersamamu.

-28 Maret-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar