Minggu, 14 April 2013

Mata itu :')

Sudah lama saat aku melihat matanya. mata yang memberiku kesejukan, keteduhan, dan kenyamanan saat aku melihatnya. Mata yang selalu membuatku semangat untuk jalani hariku, membuatku tegar menghadapi segala masalah. Dan mata yang dulu pernah aku miliki.

Aku merasakan ketulusan dan kesucian di balik mata itu. Sungguh, aku tidak ingin membuatnya terluka, aku tidak berani menatap mata itu. Ia terlalu sempurna, menurutku.

Aku selalu menghindarinya, aku takut melakukan kesalahan sedikitpun kepadanya. Dan saat itu aku selalu berhasil. Aku selalu mengaguminya dari jauh. Aku menyayangi mata itu, aku mencintai orang yang mempunyai mata itu.

Dan kini, aku sadar, apa yang aku lakukan saat itu adalah salah. Mata itu sudah bukan menjadi milikku, dia pergi meninggalkanku dan aku semakin takut untuk mendekatinya. Pancaran matanya semakin membuatku terkagum dan merasa bersalah. Ya, bersalah telah membiarkannya pergi.

Sebenarnya bukan maksudku untuk tidak peduli, tapi memang seperti ini kepedulianku. Aku lebih suka melakukan apapun dibelakangmu, agar kau menyadari sendiri dan memahami bagaimana kehidupanku sebenarnya. Tetapi ternyata bukan seperti itu cara agar kamu dapat memahamiku dalam sebenarnya. 

Kemarin sore, saat aku pulang dari kerja kelompok. Ada sebuah acara di pelataran gedung dinas, entahlah aku tidak tahu kantor apa itu. Acara itu sedang berlangsung, ada band yang sedang bermain. Aku berhenti sejenak di trotoar. Sebenarnya aku tidak menyukai acara band seperti ini, terlalu ramai, dan itu membuatku pusing. pandanganku menyapu seluruh penonton disana. Entahlah, hal itu tanpa sengaja aku lakukan.

Aku hanya berfikir, kamu pasti ada di antara kerumunan penonton itu. Ah! Itu kamu. Memakai kaos berwarna coklat dan duduk dengan santai disana. Aku melihat matamu yang indah itu lagi. Aku terdiam sejenak, aku bingung untuk menyapamu atau tidak. Apakah aku kuat jika berada di dekatmu lagi hanya untuk teman? Aku rasa tidak, rasa sakit itu semakin menusukku.

Aku segera meninggalkan tempat itu, tanpa melihatmu lagi. Tanpa terasa butir-butir air mata membasahi pipiku. Aku tidak peduli, rasa sakit itu semakin dalam dan menusuk-nusukku.

-13 Maret-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar